Mimpi Gw Yang Terlalu Jauh

Gw tersadar dari lamunan dan bayangan lama. Tangan terasa panas, karena terlalu lama, menggenggam kopi digelas yang baru saja tertuang air mendidih. Mulai menoleh ke belakang... dan melihat keadaan diluar kedai yang sedaritadi hujan. Keadaan yang sangat pas, pas sekali, untuk menikmati kehangatan kopi, serta terbebas sejenak dari kebisingan kendaraan yang melintas dijalanan. Aroma kopi yang gw hirup, mulai bisa menenangkan diri ini, dari beban, penat dan juga hal-hal yang mengganjal dipikiran.

"Ini uang kembaliannya mas"
"Oh ya, makasih"
Seorang pelayan kedai memberikan uang kembaliannya, gw pun mulai mengambil dompet, dari kantong jaket denim hitam yang biasa gw kenakan, untuk menyimpan uang kembalian itu. Gw membuka dompet dan tak sengaja, melihat foto ayah dan ibu gw yang tersisip didalamnya, entah apa yang terjadi dengan senyum mereka difoto, bila anaknya berjalan disisi yang lain dan tak berjalan disisi seperti yang mereka pinta. Gw segera memasukan uang kembalian ke dompet dan menaruh dompet itu kembali dikantong jaket. Sudah saatnya gw meminum dan menikmati kopi digenggaman. Pahit, seperti perjalanan hidup yang telah terbiasa gw lalui.
"Mba, disini boleh ngerokok enggak ya?"
"Oh enggak boleh mas"
"Ohh gitu ya"
Sayang sekali, gw enggak bisa menikmati obat yang biasa gw andalkan, untuk menghilangkan segala perasaan dan pikiran negatif dari diri ini. Gw bukanlah seorang perokok aktif, gw hanya merokok, hanya pada saat benar-benar dibutuhkan. Beberapa jam gw berteduh dikedai ini, gw hanya bisa menatap cerminan wajah gw pada air kopi, membosankan sekali menatap wajah si aneh itu secara terus-menerus. Gw alihkan pandangan gw ke pengunjung lainnya. Hmm, banyak sekali mimik wajah yang gw lihat dikedai. Sedih, gembira, tertekan, tersenyum. Setiap orang sudah pasti memiliki keadaan yang berbeda-beda, dan kita tak akan mungkin bisa menilai, sebelum kita mengenal semua tentangnya.
Gw alihkan pandangan seperti semula dan tiba-tiba handphone gw pun bergetar. Gw bergegas mengambilnya dicelana jeans biru gw. Rupanya gw mendapati sebuah pesan whatsapp dari customer lama, yang membutuhkan sedikit bantuan dari gw. Entah sejak kapan gw memiliki keahlian yang mungkin bisa sedikit berguna bagi orang lain, nyatanya, semasa sekolah gw hanya sekedar menghabiskan uang untuk membeli makanan, minuman dan juga hanya sekedar menyendiri serta tidur dengan lelap dikelas. Gw sadar, jika gw payah. Dulu.. gw hanya bisa menyerah dengan keadaan, tetapi, gw mulai sadar, jika masih ada hari esok untuk belajar.
Seorang kawan lama, dulu sekali pernah berkata kepada gw...
"Entar tiba-tiba bakal enggak kerasa, pas kita bangun dari tidur pagi-pagi, kita udah jadi orang yang sukses"
Gw sedikit kaget dan juga sedikit tersenyum mendengarnya, mungkin ada sedikit benarnya, semasa gw kecil, disaat pagi-pagi sekali gw terbangun dari tidur, gw hanya bisa meminta uang pada orang tua, hanya sekedar untuk membeli koleksi stiker kartun terfavorit. Tapi semasa gw beranjak dewasa, disaat pagi-pagi sekali gw terbangun dari tidur, gw mulai memikirkan bagaimana cara memperoleh uang, agar bisa memberikannya sedikit untuk membantu orang tua.
Dan sepertinya gw sudah terlalu lama berada dikedai ini. Menyendiri serta termenung memang membuat diri kita bisa memikirkan, apa yang jarang kita pikirkan, gw juga cukup menikmati kopi yang sedaritadi menemani kesendirian. Gw membalikan badan dan melihat keadaan diluar kedai, hanya untuk memastikan redanya hujan. Ternyata langit mulai kembali cerah dan mulai memancarkan sinarnya. Sudah saatnya gw pergi dari sini. Semoga yang gw renungkan sebelumnya, bisa membuat gw lebih mengenal diri ini.